Kamis, 06 Januari 2011

Hakikat Manusia Menurut Islam

1. Pengertian Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Qur’an menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
            Di dalam AL-Qur’an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci, akan tetapi hakekat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai makhluk yang diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. 
2. Siapakah Manusia itu??
Para ilmuwan, filsuf dan ulama telah banyak berbicara dan berdiskusi mengenai manusia, dan menghasilkan berbagai pendapat tentang manusia melalui berbagai sudut pandang yang berbeda-beda.
|  Ibnu Sina, manusia adalah makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
ü  Makhluk social. Artinya, manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain (saling membutuhkan).
ü  Makhluk ekonomi. Artinya, manusia menyiapkan segala sesuatu untuk masa depannya. Terutama materi.
|  (Murteza Mutahhari 2003 Hamdan Mansoer) Dikti RI, manusia sebagai makhluk multi dimensi.
ü  Dimensi pertama. Manusia hammpir sama dengan hewan (organ tubuh yang dimiliki), membutuhkan makan, minum, kawin.
ü  Dimensi kedua. Manusia memiliki sejumlah emosi.
ü  Dimensi ketiga. Manusia memiliki nilai seni.
ü  Dimensi keempat. Manusia memiliki naluri untuk menyembah kepada Tuhannya.
ü  Dimensi kelima. Manusia memiliki akal, pikiran dan kehendak bebas.
ü  Dimensi keenam. Manusia mampu mengenali dirinya.
|  Al-Qur’an:
ü  Bani Adam (Qs. AL A’rof: 31), manusia merupakan keturunan nabi Adam.
ü  Basyar (Qs. AL Mukminun: 33), manusia mempunyai sifat-sifat biologis, seperti fisik, kimia dan biologis dalam kehidupannya.
ü  Insan (Qs. AL Ala’: 5), manusia memiliki sifat-sifat psikologis dan kecerdasan. Manusia mampu berfikir dan menyerap ilmu pengetahuan.
ü  An Nas (Qs. AL Baqarah: 21), manusia sebagai makhluk social karena hidupnya cenderung untuk berkelompok dengan sesamanya.
3. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lainnya
Manusia  pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu  memiliki hasrat dan tujuan.  Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak dalam dimensi pengetahuan, kesadaran, dan keunggulan yang dimiliki manusia disbanding dengan makhluk lainnya.
Manusia mempunyai kelebihan, kemampuan untuk bergerak dalam segala ruang, baik darat, laut maupun udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergera di ruang terbatas. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam Qs. Al-Isra: 70.
4. Tugas dan Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Kedudukan manusia di muka bumi ini yang pertama adalah sebagai Abdullah, yang artinya hamba Allah. Esensi kata Abdun (hamba) adalah ketaatan dan ketundukan. Keduanya terwujud dari sikap penghambaan diri . ini merupakan konsekuensi manusia sebagai hamba Allah. Maka, manusia harus menghambakan dirinya hanya kepada Allah dan dilarang menghambakan diri kepada selain Allah. 
5. Tugas dan Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Tanggung jawab kedua manusia adalah sebagai Kalifatullahi, kalifah Allah yang berarti wakil atau pengganti yang memegang mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Gambaran yang menerangkan mengenai tanggung jawab sebagai khalifah yaitu ketika berdialog dengan malaikat, dalam Surat 2:30: Allah memberikan gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S 2:30: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

sumber: Wahyuddin,dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar