Kamis, 06 Januari 2011

Alur Film Gung Ho


Dalam film ini, menggunakan alur maju. Yang pertama adalah perkenalan, konflik, klimaks, antiklimaks, dan yang terakhir adalah penyelesaian.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu.

1.      Tahap perkenalan
Tahap ini merupakan tahap awal dari sebuah cerita. Di dalamnya terdapat pengenalan tokoh-tokoh dan karakternya serta gambaran umum tentang latar dan setting cerita. Tahap ini juga merupakan pendefinisian atau pun penjabaran dari topik yang akan dibahas kemudian.
Dalam film ini, contoh tahap perkenalan seperti berikut:
Salah satu perusahaan mobil Jepang bernama Assan Motor Company mendapat tawaran untuk membuka kembali pabrik motor di Amerika Serikat, tepatnya di Hadleyville, Pensylvania yang telah lama tutup. Hunt Stevenson yang di tunjuk sebagai perwakilan dari kaum buruh berangkat ke Jepang melakukan presentasi kepada para pimpinan Assan motor. Dia berharap mereka mau untuk “menghidupkan” kembali pabrik tersebut, karena banyak penduduk kota yang tinggal di sekitar pabrik yang menggantungkan hidupnya dari pabrik motor tersebut, sekaligus menyelamatkan warga kota tersebut dari keterpurukan ekonomi.

2.      Tahap konflik
Konflik merupakan masalah yang pertama kali muncul dalam sebuah cerita atau film. Biasanya, konflik sering dimunculkan untuk membuat penonton atau pembaca agar lebih penasaran dengan kelanjutan cerita tersebut. Sehingga mereka akan semakin tertarik untuk menyimak kelanjutan cerita sampai cerita itu habis.
Dalam film ini, contoh tahap konflik seperti berikut:
Tim Amerika ditantang untuk membuat mobil sejumlah 15000 perbulan. Tapi, karena situasi belum memungkinkan, dan ada salah seorang dari Tim Amerika yang mengajukan hanya 13000 mobil perbulan dengan tetap kenaikan gaji, Hunt pun menyetujuinya. Sebenarnya hal tersebut merupakan trik dari Stevenson agar para buruh tetap semangat dalam bekerja.


3.      Tahap klimaks
Tahap ini merupakan tahap dimana konflik yang ada mulai  memuncak. Biasanya, ditandai dengan situasi yang semakin menegang. Klimaks dikemas sedemikian menarik hingga membuat penonton terbawa suasana. Penonton akan mengalami puncak emosi dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Dalam film ini, contoh tahap klimaks seperti berikut:
Ketika tim Amerika sudah mengetahui bahwa tidak ada kenaikan gaji untuk 13000 mobil dalm satu bulan, spontan mereka marah kepada Hunt. Mereka mengancam akan mengadakan rapat serikat buruh untuk menuntut kenaikan gaji. Mereka sepakat untuk mogok kerja. Sehingga pekerjaan di pabrik menjadi terbengkalai dan Kozihiro mendapat teguran dari bosnya, Sakamoto.

4.      Tahap antiklimaks
Tahap dimana ketegangan yang terjadi mulai menurun. Mulai menampilkan cara penyelesaian atas konflik yang terjadi.
Dalam film ini, contoh tahap antiklimaks seperti berikut:
Hunt melakukan negoisasi dengan Sakamoto dan berjanji akan siap dengan 15000 mobil pukul 07.30. Hunt dan Kozihiro memasuki pabrik dan mulai melanjutkan membuat mobil. Awalnya tidak ada satu pun pekerja yang membantunya. Setelah ada satu orang yang merasa terpanggil untuk membantu Hunt dan Kozihiro, para pekerja lain menyusul dan turut membantu. Mereka berbondong-bondong memasuki pabrik dan mulai membuat mobil. Tak terkecuali, tim Jepang pun turut serta dalam penyelesaian tantangan.

5.      Tahap penyelesaian
Merupakan tahap akhir dari sebuah cerita. Berisis kesimpulan dari cerita tersebut serta penentuan cerita tersebut berakhir bahagia atau malah sebaliknya.
Dalam film ini, contoh tahap penyelesaian seperti berikut:
Pada akhirnya setelah hari terakhir pembuatan mobil, Mr. Sakamoto menghitung seluruh mobil yang telah dibuat dan menemui kenyataan bahwa mobil tersebut banyak mengalami cacat dan tidak layak jual. Di samping itu juga masih ada kekurangan sebanyak 6 mobil dari yang ditargetkan semula. Setelah melakukan berbagai pendekatan dengan Mr. Sakamoto akhirnya Stevenson berhasil meyankinkan Mr. Sakamoto, lagi-lagi dengan cedrita basket ball-nya. Hal inilah yang membuat bos dari Assan Motor itu menyetujui dan menganggap tidak ada cacat pada mobil-mobil tersebut. Artinya Mr. Sakamoto merasa puas dan menghargai kerja keras para karyawan serta menyetujui kenaikan gaji para buruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar